Hidayatullah.com—Berita tentang Amerika Serikat (AS) yang akan membangun pangkalan militer dan berencana menempatkan 2.500 personilnya di Darwin mulai menimbulkan pertanyaan berbagai pihak.
Amerika dituding sengaja menaruh pangkalan militernya dekat Indonesia semata untuk semakin menancapkan pengaruhnya dan semata-mata memperbesar kepentingan politiknya dan ekonomi di Nusantara. Pernyataan tersebut dikatakan Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ismail Yusanto, kepada hidayatullah.com, Jum’at (07/07/2012) siang.
“Amerika jelas sekali hadir dekat peraran Indonesia untuk kepentingan politiknya di Indonesia. Kita tahu umat Islam di Indonesia adalah terbesar di dunia, dan mereka khawatir gejolak yang terjadi di Timur Tengah dapat menular ke Indonesia,” tegasnya.
Selain sisi politik, tak dapat dipungkiri bahwa Amerika memiliki kepentingan ekonomi di Indonesia. Daftar kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia dinilai menjadi pemicu kehadiran pangkalan militer AS yang hanya berjarak 800 KM dari perairan laut Indonesia.
“Indonesia sangat penting di mata Amerika Serikat. Karena Indonesia adalah negara yang sangat kaya. Di sini semuanya ada, apalagi emas sekarang terus naik,” bebernya.
Sebelumnya pihak Paman Sam sendiri mengatakan bahwa kehadirannya di Darwin tidak lain sebagai bentuk kerjasama dua negara dalam bidang keamanan. Dan menurut Ismail alasan ini dinilainya mengada-ngada. Sebab kalau memang ada ancaman kepada Australia kemungkinannya hanya berasal dari tiga negara, yakni Papua New Guinea, New Zealand, dan Indonesia.
“Dari ketiga negara ini mana yang menjadi ancaman? Gak ada. Jadi tidak masuk akal,” tampiknya.
Pada intinya, lanjut Ismail, AS bukan memiliki kepentingan terhadap Australia. “Tapi melihat Indonesia dari Selatan,” pungkasnya.
Seperti dilaporkan AFP, Senin (02/07/2012), Amerika telah mengumumkan bahwa 2.500 tentaranya akan ditempatkan di pangkalan militer Darwin pada 2016-2017. Menurut mereka, keberadaan pangkalan militer tersebut merupakan bagian dari kerja sama bilateral Australia dan Amerika. Selain di Australia, Amerika juga memiliki pangkalan militer di Filipina dan Korea Selatan.
Amerika dituding sengaja menaruh pangkalan militernya dekat Indonesia semata untuk semakin menancapkan pengaruhnya dan semata-mata memperbesar kepentingan politiknya dan ekonomi di Nusantara. Pernyataan tersebut dikatakan Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ismail Yusanto, kepada hidayatullah.com, Jum’at (07/07/2012) siang.
“Amerika jelas sekali hadir dekat peraran Indonesia untuk kepentingan politiknya di Indonesia. Kita tahu umat Islam di Indonesia adalah terbesar di dunia, dan mereka khawatir gejolak yang terjadi di Timur Tengah dapat menular ke Indonesia,” tegasnya.
Selain sisi politik, tak dapat dipungkiri bahwa Amerika memiliki kepentingan ekonomi di Indonesia. Daftar kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia dinilai menjadi pemicu kehadiran pangkalan militer AS yang hanya berjarak 800 KM dari perairan laut Indonesia.
“Indonesia sangat penting di mata Amerika Serikat. Karena Indonesia adalah negara yang sangat kaya. Di sini semuanya ada, apalagi emas sekarang terus naik,” bebernya.
Sebelumnya pihak Paman Sam sendiri mengatakan bahwa kehadirannya di Darwin tidak lain sebagai bentuk kerjasama dua negara dalam bidang keamanan. Dan menurut Ismail alasan ini dinilainya mengada-ngada. Sebab kalau memang ada ancaman kepada Australia kemungkinannya hanya berasal dari tiga negara, yakni Papua New Guinea, New Zealand, dan Indonesia.
“Dari ketiga negara ini mana yang menjadi ancaman? Gak ada. Jadi tidak masuk akal,” tampiknya.
Pada intinya, lanjut Ismail, AS bukan memiliki kepentingan terhadap Australia. “Tapi melihat Indonesia dari Selatan,” pungkasnya.
Seperti dilaporkan AFP, Senin (02/07/2012), Amerika telah mengumumkan bahwa 2.500 tentaranya akan ditempatkan di pangkalan militer Darwin pada 2016-2017. Menurut mereka, keberadaan pangkalan militer tersebut merupakan bagian dari kerja sama bilateral Australia dan Amerika. Selain di Australia, Amerika juga memiliki pangkalan militer di Filipina dan Korea Selatan.
No comments:
Post a Comment