MYANMAR Delegasi Indonesia ke Myanmar tiba di Naypyidaw, Myanmar, Selasa(21/8/2012) malam.
Delegasi yang dipimpin Hidayat Nur Wahid itu terdiri 4 anggota parlemen (Hidayat Nur Wahid, Moh. Sohibul Iman, Nurhasan Zaidi dan Ledia Hanifa) serta dua staf Menteri Sosial (Suryama M. Sastra dan Sapto Waluyo).
“Kami mendukung misi kemanusiaan yang dibawa anggota parlemen RI. Dipimpin Hidayat Nur Wahid, delegasi ini akan melengkapi upaya yang telah dilakukan Jusuf Kalla sebelumnya sebagai Ketua PMI dan utusan khusus RI untuk pengungsi Myanmar,” ujar Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq seperti dirilis dalam situs resmi PKS.
“Misi kami mendorong pemerintah Myanmar agar membuka akses bagi bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi di Arakan. Konflik itu mungkin dinyatakan sebagai masalah domestik, tapi dampaknya jelas melampaui batas Negara,” kata Hidayat.
Muslim Rohingya di kamp pengungsian
“Di Indonesia ada sekitar 500 pengungsi Myanmar, belum lagi di perbatasan Bangladesh dan Thailand. Karena itu, kita harus cari solusi sesuai prinsip ASEAN,” ungkap Hidayat.
Ledia Hanifa selaku anggota parlemen perempuan menyatakan, “Saat ini, kita perlu memberi perhatian pada masalah kemanusiaan agar tidak jatuh korban lebih besar, terutama anak-anak dan kaum perempuan. Pemerintah Myanmar harus menghormati HAM dan membuka akses sesuai standar internasional.”
Delegasi Indonesia direncanakan bertemu Ketua Parlemen dan Menteri Urusan Perbatasan serta Menteri Kesejahteraan Sosial Myanmar.
Delegasi yang dipimpin Hidayat Nur Wahid itu terdiri 4 anggota parlemen (Hidayat Nur Wahid, Moh. Sohibul Iman, Nurhasan Zaidi dan Ledia Hanifa) serta dua staf Menteri Sosial (Suryama M. Sastra dan Sapto Waluyo).
“Kami mendukung misi kemanusiaan yang dibawa anggota parlemen RI. Dipimpin Hidayat Nur Wahid, delegasi ini akan melengkapi upaya yang telah dilakukan Jusuf Kalla sebelumnya sebagai Ketua PMI dan utusan khusus RI untuk pengungsi Myanmar,” ujar Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq seperti dirilis dalam situs resmi PKS.
“Misi kami mendorong pemerintah Myanmar agar membuka akses bagi bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi di Arakan. Konflik itu mungkin dinyatakan sebagai masalah domestik, tapi dampaknya jelas melampaui batas Negara,” kata Hidayat.
Muslim Rohingya di kamp pengungsian
“Di Indonesia ada sekitar 500 pengungsi Myanmar, belum lagi di perbatasan Bangladesh dan Thailand. Karena itu, kita harus cari solusi sesuai prinsip ASEAN,” ungkap Hidayat.
Ledia Hanifa selaku anggota parlemen perempuan menyatakan, “Saat ini, kita perlu memberi perhatian pada masalah kemanusiaan agar tidak jatuh korban lebih besar, terutama anak-anak dan kaum perempuan. Pemerintah Myanmar harus menghormati HAM dan membuka akses sesuai standar internasional.”
Delegasi Indonesia direncanakan bertemu Ketua Parlemen dan Menteri Urusan Perbatasan serta Menteri Kesejahteraan Sosial Myanmar.
No comments:
Post a Comment